BORAKS
Dilarang di gunakan sebagai bahan tambahan pangan
BORAKS
Biasanya digunakan sebagai bahan pembersih , pengawet kayu , antiseptic kayu.
Sering disalah gunakan sebagai :
Makanan sewaktu dimakan terasa kenyal sekali .untuk kerupuk terasa sedikit getir dan renyah
AKIBAT PENGGUNAAN BORAKS BAGI KESEHATAN
Pada penggunaan yang berulang-ulang akan terjadi penimbunan pada otak , hati dan jaringan lemak.
GEJALA KERACUNAN YANG TIMBUL :
BAHAYA AKUT ( Jangka Pendek )
Bila tertelan dapat menimbulkan gejala-gejala seperti :
• Badan rasa tidak enak (malaise)
• Mual
• Nyeri hebat pada perut bagian atas (epigastric)
• Pendarahan gastro-enteritis disertai muntah darah, Diare, Lemah, Mengantuk, Demam, Sakit kepala
Dilarang di gunakan sebagai bahan tambahan pangan
BORAKS
Biasanya digunakan sebagai bahan pembersih , pengawet kayu , antiseptic kayu.
Sering disalah gunakan sebagai :
- Pengenyal pada bakso,mie basah,lontong dll.
- Perenyah pada kerupuk.
- warnanya putih dan larut di air
Makanan sewaktu dimakan terasa kenyal sekali .untuk kerupuk terasa sedikit getir dan renyah
AKIBAT PENGGUNAAN BORAKS BAGI KESEHATAN
Pada penggunaan yang berulang-ulang akan terjadi penimbunan pada otak , hati dan jaringan lemak.
GEJALA KERACUNAN YANG TIMBUL :
BAHAYA AKUT ( Jangka Pendek )
Bila tertelan dapat menimbulkan gejala-gejala seperti :
• Badan rasa tidak enak (malaise)
• Mual
• Nyeri hebat pada perut bagian atas (epigastric)
• Pendarahan gastro-enteritis disertai muntah darah, Diare, Lemah, Mengantuk, Demam, Sakit kepala
SINONIM BORAKS : Natrium biborat, Natrium piroborat, Natrium tetraborat.
Nama lain Boraks dipasaran :
1. PIJER
2. BLENG
3. GENDAR
4. Air Ki
BAHAYA KRONIS ( Jangka Panjang )
Bila tertelan berulang-ulang dapat menimbulkan :
1. Hilangnya nafsu makan ( anorexia )
2. Turunnya berat badan
3. Iritasi ringan diserati gangguan pencernaan
4. Kulit ruam dan merah-merah membrane dengan bibir pecah-pecah
5. Kulit kering dan mukosa membrane dengan bibir pecah-pecah
6. Lidah merah
7. Radang selaput mata
8. anemia
9. luka pada ginjal
10. Kejang-kejang
Telah dilaporkan adanya efek reproduksi pada binatang
Dosis fatal dewasa :15-20 g
Dosis fatal bayi dan anak 3-6 g
Anda ingin sehat ?
Sebaiknya hindari mengkonsumsi makanan yang mengandung bahan-bahan yang dilarang digunakan dalam makanan
BAHAYA KRONIS ( Jangka Panjang )
Bila tertelan berulang-ulang dapat menimbulkan :
1. Hilangnya nafsu makan ( anorexia )
2. Turunnya berat badan
3. Iritasi ringan diserati gangguan pencernaan
4. Kulit ruam dan merah-merah membrane dengan bibir pecah-pecah
5. Kulit kering dan mukosa membrane dengan bibir pecah-pecah
6. Lidah merah
7. Radang selaput mata
8. anemia
9. luka pada ginjal
10. Kejang-kejang
Telah dilaporkan adanya efek reproduksi pada binatang
Dosis fatal dewasa :15-20 g
Dosis fatal bayi dan anak 3-6 g
Anda ingin sehat ?
Sebaiknya hindari mengkonsumsi makanan yang mengandung bahan-bahan yang dilarang digunakan dalam makanan
Formalin
Formalin merupakan bahan pengawet industri beracun. Di negara sedang berkembang formalin sering disalahgunakan oleh produsen makanan yang tidak bertanggung jawab sebagai pengawet makanan seperti mi basah, ikan asin, ikan segar, tahu, ayam, dll. Formalin jika dikonsumsi dalam makanan dapat menimbulkan keracunan kerusakan berbagai organ tubuh, kanker dan kematian.
Penggunaan formalin
Dalam bidang industri formalin digunakan dalam produksi pupuk, bahan fotografi, parfum, kosmetika, pencegahan korosi, perekat kayu lapis, bahan pembersih dan insektisida, zat pewarna, cermin dan kaca. Formalin digunakan juga sebagai pembunuh kuman dan pengawet sediaan di laboratorium dan pembalsaman mayat. Pada umumnya pengawasan dan pengetahuan masyarakat mengenai bahaya formalin sangat kurang. Karena itulah bahan formalin untuk industri ini di negara sedang berkembang sering disalahgunakan sebagai pengawet makanan pada mi basah, tahu, ikan asin, ikan basah, ayam, dll sehingga dapat membahayakan dan merugikan kesehatan.
Komposisi dan dampak penggunaan formalin
Berbagai data dari MSDS (Material Safety Data Sheet) di bidang industri yang ada memberikan informasi mengenai bahaya formalin. Formalin umumnya terdiri dari bahan formaldehid 37% dan metil alkohol 10-15 %, terdapat dalam larutan-larutan dalam berbagai kepekatan dan mempunyai bau yang menyengat dan bersifat racun. Jika dikonsumsi dalam jangka panjang maka formaldehid dapat merusak hati, ginjal, limpa, pankreas, otak dan menimbulkan kanker, terutama kanker hidung dan tenggorokan. Keracunan akut formalin dapat menimbulkan vertigo dan perasaan mual dan muntah. Keracunan akut metil alkohol dalam makanan dapat menyebabkan kebutaan, kerusakan hati dan saraf dan menimbulkan kanker pada keturunan selanjutnya. Jadi kombinasi antara formaldehid dan metil alkohol dalam formalin sebenarnya mempunyai efek karsinogenik atau menimbulkan kanker secara ganda.
Tanda makanan mengandung formalin
Makanan yang mengandung formalin umumnya awet dan dapat bertahan lebih lama. Formalin dapat dikenali dari bau yang agak menyengat dan kadang-kadang menimbulkan pedih pada mata. Bahan makanan yang mengandung formalin ketika sedang dimasak kadang-kadang masih mengeluarkan bau khas formalin yang menusuk. Ikan asin yang mengandung formalin akan lebih putih dan bersih dan lebih tahan lama dibandingkan ikan asin tanpa pengawet yang agak berwarna lebih coklat. Mi basah yang mengandung formalin akan lebih awet dan ketika dimasak masih akan tercium bau formalin. Tahu yang mengandung formalin akan lebih kenyal dan berbau formalin sedangkan yang tidak mengandung formalin akan lebih mudah pecah dan berbau khas kedelai. Ikan dan ayam yang mengandung formalin akan lebih putih dagingnya dan awet.
Pencegahan penggunaan formalin dalam makanan
Pemakaian formalin yang beracun sebagai pengawet dalam makanan akan sangat merugikan kesehatan. Karena itu badan Pengawasan Obat dan Makanan harus melakukan pengawasan yang ketat terhadap produksi dan penjualan makanan yang menggunakan bahan pengawet. Caranya adalah pemberian tanda atau label tidak mengandung bahan pengawet berbahaya. Penjualan bahan beracun seperti formalin perlu pengawasan ketat dan dengan jelas diberi label beracun dan disertai data MSDS (Material Safety Data Sheet). Dan juga perlu diberikan penerangan kepada masyarakat dan produsen makanan mengenai bahaya penggunaan pengawet yang beracun seperti formalin dan bahan-lainnya melalui penyuluhan di berbagai media.
Penggunaan formalin
Dalam bidang industri formalin digunakan dalam produksi pupuk, bahan fotografi, parfum, kosmetika, pencegahan korosi, perekat kayu lapis, bahan pembersih dan insektisida, zat pewarna, cermin dan kaca. Formalin digunakan juga sebagai pembunuh kuman dan pengawet sediaan di laboratorium dan pembalsaman mayat. Pada umumnya pengawasan dan pengetahuan masyarakat mengenai bahaya formalin sangat kurang. Karena itulah bahan formalin untuk industri ini di negara sedang berkembang sering disalahgunakan sebagai pengawet makanan pada mi basah, tahu, ikan asin, ikan basah, ayam, dll sehingga dapat membahayakan dan merugikan kesehatan.
Komposisi dan dampak penggunaan formalin
Berbagai data dari MSDS (Material Safety Data Sheet) di bidang industri yang ada memberikan informasi mengenai bahaya formalin. Formalin umumnya terdiri dari bahan formaldehid 37% dan metil alkohol 10-15 %, terdapat dalam larutan-larutan dalam berbagai kepekatan dan mempunyai bau yang menyengat dan bersifat racun. Jika dikonsumsi dalam jangka panjang maka formaldehid dapat merusak hati, ginjal, limpa, pankreas, otak dan menimbulkan kanker, terutama kanker hidung dan tenggorokan. Keracunan akut formalin dapat menimbulkan vertigo dan perasaan mual dan muntah. Keracunan akut metil alkohol dalam makanan dapat menyebabkan kebutaan, kerusakan hati dan saraf dan menimbulkan kanker pada keturunan selanjutnya. Jadi kombinasi antara formaldehid dan metil alkohol dalam formalin sebenarnya mempunyai efek karsinogenik atau menimbulkan kanker secara ganda.
Tanda makanan mengandung formalin
Makanan yang mengandung formalin umumnya awet dan dapat bertahan lebih lama. Formalin dapat dikenali dari bau yang agak menyengat dan kadang-kadang menimbulkan pedih pada mata. Bahan makanan yang mengandung formalin ketika sedang dimasak kadang-kadang masih mengeluarkan bau khas formalin yang menusuk. Ikan asin yang mengandung formalin akan lebih putih dan bersih dan lebih tahan lama dibandingkan ikan asin tanpa pengawet yang agak berwarna lebih coklat. Mi basah yang mengandung formalin akan lebih awet dan ketika dimasak masih akan tercium bau formalin. Tahu yang mengandung formalin akan lebih kenyal dan berbau formalin sedangkan yang tidak mengandung formalin akan lebih mudah pecah dan berbau khas kedelai. Ikan dan ayam yang mengandung formalin akan lebih putih dagingnya dan awet.
Pencegahan penggunaan formalin dalam makanan
Pemakaian formalin yang beracun sebagai pengawet dalam makanan akan sangat merugikan kesehatan. Karena itu badan Pengawasan Obat dan Makanan harus melakukan pengawasan yang ketat terhadap produksi dan penjualan makanan yang menggunakan bahan pengawet. Caranya adalah pemberian tanda atau label tidak mengandung bahan pengawet berbahaya. Penjualan bahan beracun seperti formalin perlu pengawasan ketat dan dengan jelas diberi label beracun dan disertai data MSDS (Material Safety Data Sheet). Dan juga perlu diberikan penerangan kepada masyarakat dan produsen makanan mengenai bahaya penggunaan pengawet yang beracun seperti formalin dan bahan-lainnya melalui penyuluhan di berbagai media.